Pada tahun 1920, Niels Bohr mengusulkan bahwa partikel kuantum kemungkinan terjadi pada setiap keadaan sampai partikel tersebut dapat diukur. Usul tersebut diajukan pada konferensi Copenhagen interpretation of quantum mechanics. Bohr mengembangkan model atom yang dikenal dengan model atom Bohr yang menjelaskan tentang level energy dari setiap elektron.

Menurut Bohr, setiap elektron memiliki energi yang terpisah dan elektron tersebut beredar stabil mengelilingi inti atom serta dapat tereksitasi dari satu level energi ke level yang lain. Energi yang terpisah tersebut tergantung dari lintasan elektron beredar. Ini menunjukkan bahwa, elektron dapat melompati suatu level energi dari yang paling besar ke yang paling rendah (dari satu orbital ke orbital yang lain). Teori ini akhirnya menjadi fundament dalam teori mekanika kuantum, “old quantum theory”.

Lalu pada tahun 1935, salah satu rekan dan murid Bohr, Erwin Schrodinger. Dalam mekanika kuantum ia memberikan kontribusi berupa percobaan kucing schrodinger. 

Ia merekayasa sebuah percobaan tentang keberuntungan seekor kucing yang dikurung dalam sebuah kotak tertutup yang didalamnya diletakkan racun atau senyawa radioaktif. Ia menghubungkan percobaan tersebut dengan proses kuantum. Hasilnya, adalah sebuah ketidakpastian tentang apakah kucing tersebut hidup atau mati kecuali kita telah membuka kotak tempat ia dikurung. Percobaan kucing schrodinger akhirnya menghasilkan teori paradox, atau dalam teori kuantum berarti kemungkinan superposisi dari elektron dipertanyakan. 

Kemudian pada tahun 1957 Hugh Everett mengajukan sebuah teori berupa “relative state formulation” yaitu adanya sebuah interpretasi tentang banyaknya dunia. Teori tersebut menyatakan bahwa adanya kemungkinan antara sejarah dan masa depan merupakan hal yang nyata dan dapat diinterpretasikan.

Lalu, terakhir terjadi pada tahun 1987 yaitu Hans Moravec yang mengusulkan sebuah teori dalam hasil kerjanya tentang “quantum suicide”. Teori ini menjelaskan tentang adanya sebuah keadaan eliminasi-kehidupan pada sebuah proton. Teori ini juga disebut dengan “subjective immortality” yang berarti sebuah proton dikatakan bergerak atau tidak bergerak karena tidak diketahui kemungkinan posisi awalnya.

Post a Comment

 
Top